Bumi yang tiada rimba
Seumpama hamba
Dia dicemar manusia
Yang jahil ketawa
Bumi yang tiada udara
Bagai tiada nyawa
Pasti hilang suatu hari
Tanpa disedari
Bumi tanpa lautan
Akan kehausan
Pasti lambat laun hilang
Duniaku yang malang
Dewasa ini kita saling merayakan
Kejayaan yang akhirnya membinasakan
Apalah gunanya kematangan fikiran
Bila dijiwa kita masih lagi muda dan mentah
Ku lihat hijau
Bumiku yang kian pudar
Siapa yang melihat
Di kala kita tersedar
Mungkinkah terlewat
Korupsi, oppressi, obsessi diri
Polussi, depressi di bumi kini
Oo... anok-anok
Tok leh meghaso mandi laok
Bersaing main ghama-ghama
Ale lo ni tuo omornyo berjoto
Koto usoho jauh ke daghi malo petako
Ozon lo ni koho nipih nak nak aghi
Keno make asak hok biso, weh
Pase maknusio
Seghemo bendo-bendo di dunio
Tok leh tahe
Sapa bilo-bilo
DAMAI....
Damai yang dirasa
Melihat warnanya
Tenangnya di mindaku
Suasana kehijauan yang indah
Kicauan berburung rimba
Berterbangan bebas di dalam rimba raya
Pepohon turut berlagu
Menerima sentuhannya sinaran sang mentari hari
( korus )
Oh... di alam rimba damai dirasa
Segala-galanya terlukis sempurna
Di alam rimba keajaibannya
Pesona di jiwa
Di rimba tiada
Derita, sengketa
Tiada kudengari
Tangisan sepi yang mengguris hati
Sang pelangi ceria
Menanti kehadirannya gerimis senja
Bisikan tersirat air
Turut sama menghiasi
Keindahan ciptaan Ilahi
No comments:
Post a Comment